Jenis-Jenis Profesi dan Sertifikasi Dalam Bidang IT
Luasnya dunia teknologi informasi, juga tak lepas dari peran berjuta-juta orang dengan berbagai profesi yang digeluti dalam bidang IT. Profesi dalam bidang IT sangatlah beragam, mulai dari tester, web designer, system analyst, dan masih banyak lagi.
Berikut ini merupakan daftar beberapa profesi di bidang IT beserta deskripsi sederhananya.
Keahlian yang Diperlukan:
Berikut ini merupakan daftar beberapa profesi di bidang IT beserta deskripsi sederhananya.
- Programmer/Developer
Profesi programmer/developer adalah profesi yang paling sering terdengar, karena profesi ini sudah ada sejak diciptakannya komputer itu sendiri. Profesional dalam bidang software development dan consulting umumnya pernah meniti karir sebagai seorang programmer. Keahlian dalam algoritma dan penguasaan terhadap salah satu atau beberapa bahasa memprograman mutlak diperlukan oleh seorang programmer. Programer adalah profesi inti dan tulang punggung dalam software development karena tidak akan terwujud sebuah software aplikasi tanpa adanya programmer, sedangkan tanpa didukung profesi lainnya, seorang programmer dapat membuat sebuah aplikasi yang berguna walaupun dengan cakupan terbatas.
Berdasarkan jenis programming dan output yang dihasilkan, programmer sendiri ada beberapa macam yaitu:
1.1.Hardware
Programmer
Hardware programmer sebenarnya adalah bagian dari hardware engineer. Sesuai namanya, mereka melakukan programming secara low level terhadap hardware, misalnya mikrokontroler, embeded sistem, PLC atau device lainnya. Pada awal diciptakannya komputer, programmer jenis ini lebih dominan karena cara memprogram komputer waktu itu mirip dengan cara memprogram mikrokontroller saat ini. Bahasa yang digunakan dulunya adalah bahasa mesin tetapi saat ini cenderung digunakan bahasa assembly dan C.
1.2. System Programmer
Dalam pekerjaannya, system programmer menggunakan low level dan medium level language. Biasanya mereka dipekerjakan dalam pengembangan sistem operasi dan modul-modul pendukungnya. Para pengembangan driver untuk periferal dan programming dalam SIM/UIM card juga digolongkan ke programmer jenis ini. Perbedaan system programmer dengan hardware programmer adalah: System programmer bekerja pada tahap pengembangan suatu platform / sistem operasi atau yang terkait erat dengannya untuk dijadikan sebagai landasan (platform) bagi pengembangan selanjutnya, sedangkan hardware programmer bekerja pada tahap implementasi suatu produk agar sesuai dengan requirement end user. Programmer jenis ini biasa menggunakan bahasa Assembly, C/C++ dan kemungkinan C# dikemudian hari bila sistem operasi yang menggunakan managed code (.Net) benar-benar diluncurkan.
1.3. Application Programmer
Bagi yang sering mendengar profesi “Application Developer”, “Software Developer”, “Web Developer”, “Enterprise Developer” atau “Developer” saja, profesi-profesi tersebut tergolong sebagai Application programmer. Programmer jenis inilah yang paling banyak dan populer di dunia kerja terutama di Indonesia. Hal ini disebabkan karena aplikasi adalah jenis software yang paling banyak di gunakan.
Perbedaan istilah “application” dengan “software”. Singkatnya, dalam dunia IT, yang disebut application sudah pasti adalah sebuah software, sedangkan software belum tentu sebuah application. Software yang bukan termasuk aplikasi contohnya adalah operating system, device driver, protocol dll. Sedangkan yang dikenal sebagai aplikasi adalah software seperti office suite, image editor, games, sistem informasi retail/swalayan, sistem informasi pendidikan, sistem informasi hotel/retaurant, sistem informasi manajeman gudang, sistem informasi logistik, ERP (Enterprise Resource Planning), SCM (Suply Chain Managemant), CRM (Customer Relationship Managemant) , sistem bank, sistem airline dan masih banyak lainnya.
Dalam pekerjaannya, application programmer menggunakan high level language seperti Java, C#, Visual Basic (VB), VB.Net, Delphi, PHP dll. Dengan menggunakan high level language, proses pengembangan akan lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini sesuai dengan tuntutan kebutuhan customer yang terus berkembang dengan cepat.
Dalam hal cakupan keahlian yang dibutuhkan, secara kasar jenis aplikasi dapat dibagi menjadi:
Hardware programmer sebenarnya adalah bagian dari hardware engineer. Sesuai namanya, mereka melakukan programming secara low level terhadap hardware, misalnya mikrokontroler, embeded sistem, PLC atau device lainnya. Pada awal diciptakannya komputer, programmer jenis ini lebih dominan karena cara memprogram komputer waktu itu mirip dengan cara memprogram mikrokontroller saat ini. Bahasa yang digunakan dulunya adalah bahasa mesin tetapi saat ini cenderung digunakan bahasa assembly dan C.
1.2. System Programmer
Dalam pekerjaannya, system programmer menggunakan low level dan medium level language. Biasanya mereka dipekerjakan dalam pengembangan sistem operasi dan modul-modul pendukungnya. Para pengembangan driver untuk periferal dan programming dalam SIM/UIM card juga digolongkan ke programmer jenis ini. Perbedaan system programmer dengan hardware programmer adalah: System programmer bekerja pada tahap pengembangan suatu platform / sistem operasi atau yang terkait erat dengannya untuk dijadikan sebagai landasan (platform) bagi pengembangan selanjutnya, sedangkan hardware programmer bekerja pada tahap implementasi suatu produk agar sesuai dengan requirement end user. Programmer jenis ini biasa menggunakan bahasa Assembly, C/C++ dan kemungkinan C# dikemudian hari bila sistem operasi yang menggunakan managed code (.Net) benar-benar diluncurkan.
1.3. Application Programmer
Bagi yang sering mendengar profesi “Application Developer”, “Software Developer”, “Web Developer”, “Enterprise Developer” atau “Developer” saja, profesi-profesi tersebut tergolong sebagai Application programmer. Programmer jenis inilah yang paling banyak dan populer di dunia kerja terutama di Indonesia. Hal ini disebabkan karena aplikasi adalah jenis software yang paling banyak di gunakan.
Perbedaan istilah “application” dengan “software”. Singkatnya, dalam dunia IT, yang disebut application sudah pasti adalah sebuah software, sedangkan software belum tentu sebuah application. Software yang bukan termasuk aplikasi contohnya adalah operating system, device driver, protocol dll. Sedangkan yang dikenal sebagai aplikasi adalah software seperti office suite, image editor, games, sistem informasi retail/swalayan, sistem informasi pendidikan, sistem informasi hotel/retaurant, sistem informasi manajeman gudang, sistem informasi logistik, ERP (Enterprise Resource Planning), SCM (Suply Chain Managemant), CRM (Customer Relationship Managemant) , sistem bank, sistem airline dan masih banyak lainnya.
Dalam pekerjaannya, application programmer menggunakan high level language seperti Java, C#, Visual Basic (VB), VB.Net, Delphi, PHP dll. Dengan menggunakan high level language, proses pengembangan akan lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini sesuai dengan tuntutan kebutuhan customer yang terus berkembang dengan cepat.
Dalam hal cakupan keahlian yang dibutuhkan, secara kasar jenis aplikasi dapat dibagi menjadi:
- Desktop Application (aplikasi yang berwujud Windows Form, WPF, XWindows atau jenis GUI lainnya yang berjalan di O/S masing-masing)
- Web Application (aplikasi yang user interface-nya berwujud HTML dan diakses dengan web browser, biasa dikembangkan dengan framework PHP, ASP.Net, Java, Spring, Ruby on Rails dll )
- Database Application (aplikasi yang memerlukan akses ke database menggunakan teknologi seperti ADO.Net, OLEDB, ODBC, JDBC, ORM, Hibernate dll)
- Distributed Application (aplikasi terdistribusi/server service seperti Web Service, J2EE, WCF, COM+ dll)
Programmer/Developer:
Tugas:
- Membangun/mengembangkan software terutama pada tahap construction dengan melakukan coding dengan bahasa pemprograman yang ditentukan
- Mengimplementasikan requiremant dan desain proses bisnis ke komputer dengan menggunakan algoritma /logika dan bahasa pemprograman
- Melakukan testing terhadap software bila diperlukan
- Menguasai Algoritma dan logika pemprograman (ini penting sekali)
- Memahami metode, best practice dan tool/pemodelan pemprograman seperti OOP, design pattern, UML (kemampuan membaca dan menerapkan)
- Menguasai salah satu atau beberapa bahasa pemprograman populer seperti C++, VB, PHP, C#, Java, Ruby dll (untuk web developer perlu juga menguasai HTML, DHTML, CSS, JavaScript dan AJAX)
- Memahami RDBMS dan SQL (Structured Query Language)
- Menguasai bahasa Inggris (hal ini sangat penting saat ini karena bahasa en-US merupakan bahasa ibu di dunia IT)
- 2.
System Analyst
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, kebutuhan aplikasi komputer semakin kompleks. Ada kalanya proses bisnis dan permasalahan dalam suatu organisasi cukup kompleks untuk dijabarkan secara langsung ke sebuah software aplikasi. Biasanya para manajer/direksi perusahaan memahami secara detail mengenai proses bisnis di perusahaannya, misalnya dari sejak procurement, purchasing, manufacturing, warehousing, marketing, accounting dll, tetapi mereka biasanya kurang memahami mengenai bagaimana implementasinya secara teknis dalam software aplikasi. Kemudian seorang programmer biasanya terlalu berkutat dengan coding, algoritma dan hal-hal yang technical sehingga kadang mengalami kesulitan dalam memahami proses bisnis menyeluruh yang umumnya terjadi di organisasi/perusahaan tertentu.
Untuk menjembatani celah ini, maka diperlukan seorang “System Analyst”. Seorang system analyst di satu sisi diharuskan memiliki keahlian dalam menganalisis proses bisnis (problem domain) untuk dapat menghasilkan sebuah SRS (software Requiremant Spesification) dan di sisi lain menguasai aspek technical dan implementasinya dalam software aplikasi (solution domain) untuk dapat menghasilkan DDD (Detailed Design Document). Seorang system analyst biasanya berangkat dari seorang programmer yang sudah mahir dan berpengalaman dalam software development. Kemampuannya dalam menangkap requirement dan proses bisnis, ketajaman analisis mengenai celah-celah dalam sistem serta kemampuan merekomendasikan solusi terbaik secara technical sangat diperlukan dalam mengembangkan software yang berkualitas dan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja proses bisnis suatu organisasi.
System analyst bekerja pada tahap requirement dan design, walaupun kadangkala juga diperlukan untuk menyeberang dari tahap requirement dan design ke tahap construction/implementaion (coding/programming). Tentunya ini wajar karena biasanya seorang system analyst dahulunya juga seorang programmer. Tetapi seorang yang benar-benar diposisikan sebagai system analyst, tugas utamanya adalah membuat requirement dan desain software.
Catatan:Untuk mengetahui lebih detail mengenai tahap pengembangan software (SDLC) akan saya jelaskan di artikel lainnya.Kita sering mendengar istilah Programmer Analyst atau Analyst Programmer. Kedua profesi ini terdengar mirip, hanya saja dominasi pekerjaannya yang lebih ditekankan untuk diletakkan di depan istilah tersebut. Programmer Analyst adalah seorang programmer yang kadang kala bekerja sebagai system analyst tetapi dengan porsi yang lebih sedikit daripada sebagai programmer. Begitu pula sebaliknya untuk Analyst Programmer. Saya tidak bisa memastikan apakah penggunaan istilah itu benar secara bahasa tetapi profesi/posisi semacam itu memang ada di dunia kerja dan dicantumkan dalam iklan lowongan pekerjaan.
System
Analyst:
Tugas:
- Membangun/mengembangkan software terutama pada tahap requirement, design dan sebagian dalam tahap construction/implementation
- Membuat dokumen requiremant dan desain software berdasarkan proses bisnis customer/client
- Membuat proposal dan mempresentasikannya di hadapan stake holder / customer / client
- Membuat desain database bila aplikasi yang akan di bangun memerlukan database
- Membangun/mengembangkan framework/library untuk digunakan dalam pengembangan software oleh programmer
Keahlian yang
Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer
- Menguasai metode, best practice pemprograman dan tool/pemodelan pemprograman seperti OOP, design pattern, UML (kemampuan membangun/mendesain)
- Menguasai SQL, ERD dan RDBMS secara lebih mendalam
- Memahami tentang arsitektur aplikasi dan teknologi terkini
- Latar Belakang:
- Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
- 3.
Software Quality Assurance Engineer
Software Quality Assurance (SQA) engineer mungkin agak jarang terdengar di dunia kerja. Hal ini mungkin karena di Indonesia belum banyak lowongan kerja yang mencantumkan posisi ini. Bila anda pernah mendengar posisi “Software Tester”, maka itu termasuk dalam profesi ini. Salah satu tugas SQA engineer memang melakukan testing terhadap software, tetapi bukan itu saja sebenarnya pekerjaan profesi ini.
Dalam perusahaan software development yang cukup mapan dan telah menangani banyak proyek besar, SQA engineer sangat diperlukan terutama untuk menghasilkan software yang berkualitas. Tugas SQA engineer diantaranya adalah melakukan “quality assurance” (QA) dan “quality check” (QC) terhadap software. Pengembangan software harus sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan (QA) dan harus melalui proses testing (QC) yang sesuai. Di sinilah tugas SQA engineer untuk memonitor proses software development dan memperbaiki standar yang ada (improve) bila masi memiliki kelemahan.
Dalam software development, terdapat beberapa resiko yang ditanggung oleh para stake holders. Seperti terjadinya bug/defect, waktu pengembangan yang semakin panjang, resource yang semakin bertambah ataupun kendala-kendala lain yang tidak diperkirakan sebelumnya. Tugas SQA engineer yang persifat preventif adalah dengan meminimalisir resiko-resiko ini.
Untuk menilai kemapanan sebuah perusahaan, terutama yang bergerak dalam bidang software development, terdapat beberapa standar seperti CMMI Capability Maturity Model Integration. Singkatnya, makin tinggi level CMMI sebuah perusahaan, resiko project yang ditanganinya akan semakin kecil. Dengan begitu perusahaan dengan level CMMI yang tinggi dianggap sudah mapan dan dipercaya untuk mengerjakan proyek-proyek besar. Salah satu tugas SQA engineer adalah mengusahakan agar perusahaannya lulus sertifikasi CMMI di level tertentu.
Software
Quality Assurance Engineer:
Tugas:
- Memonitor jalannya proyek software development apakah sudah sesuai dengan standar dan prosedur yang ada
- Merancang dan membuat test case / skenario software testing
- Melakukan testing sesuai dengan test case / scenario
- Merumuskan dan merancang peningkatkan efisiensi dan efektifitas standar proses yang digunakan
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang berhubungan dengan software testing (test plan, test case, testing automation, functionality testing, regression testing dll)
- Memahami tentang perinsip kerja software sesuai dengan platformnya masing-masing
- Memahami tentang SDLC dan metodologi software development seperti RUP, Agile, XP, Scrum dll
- Memahami standarisasi seperti CMMI
- Menguasai penulisan dokumen dan komunikasi verbal dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
- Latar Belakang:
- Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika
4.
Software Engineer
Profesi software
engineer sebenarnya ada kemiripannya dengan profesi programmer, system analyst
ataupun SQA engineer. Yang membedakannya adalah software engineer memerlukan
keahlian lebih mendalam dalam hal SDLC (Software Development Life Cycle) yaitu
seluruh proses yang harus dijalani dalam pengembangan software. Pada level
tertentu, seorang software engineer juga harus menguasai manajeman proyek
software development. Salah satu standar SDLC yang umum digunakan dalam
software engineering adalah SWEBOK (Software Engineering Body of Knowledge).
Kompleksitas dalam
software develompment dari tahun-ketahun semakin kompleks dan jauh lebih
kompleks dibandingkan pada saat awal komputer diciptakan. Untuk itulah para
ahli dalam bidang software engineering menyusun berbagai metodologi untuk
mengoptimalkan software development process agar dapat menghasilkan produk
software yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Keahlian unik seorang
software engineer adalah kemampuannya untuk merekomendasikan dan menerapkan
metodologi software development terbaik dalam sebuah proyek. Metode-metode
software development populer seperti RUP, Agile, Scrum, XP, TDD, BDD memiliki
keunggulan dan kelemahan dan tentunya diperlukan keahlian dan pengalaman dalam
merekomendasikan dan mengimplementasikan metode yang paling cocok dalam sebuah
proyek software development.
Bila programmer dan
system analyst ada yang dipekerjakan di perusahaan-perusahaan yang core
business-nya bukan software, software engineer umumnya dipekerjakan di
perusahaan-perusahaan software development. Bila sebuah perusahaan memerlukan
karyawan dengan posisi software engineer, maka kemungkinan besar perusahaan
tersebut memerlukan karyawan yang dapat ditempatkan secara fleksibel. Misalnya
di sebuah proyek, karyawan A dapat diposisikan sebagai programmer dalam tahap
construction, sedangkan dalam proyek lainnya si A dapat diposisikan sebagai system
analyst dalam tahap requirement dan design. Dapat pula si A diposisikan sebagai
software tester, SQA engineer ataupun di posisi mana saja dalam SDLC.
Kemampuan untuk
menguasai seluruh disiplin dalam SDLC tidak membuat software engineer selalu
lebih unggul daripada programmer, system analyst atau SQA engineer. Pada
tingkatan yang sama, misalnya pengalaman kerja 5 tahun, seorang sistem analyst
tentunya lebih ahli dalam menangkap requirement dan bisnis proses serta membuat
proposal. Seorang programmer tentunya lebih menguasai secara mendalam bahasa
pemprograman dan IDE (Integrated Development Environment) tools serta trik-trik
tertentu dalam bahasa pemprograman. Seorang SQA engineer lebih menguasai
software testing dan quality assurance. Diluar hal itu, semuanya bergantung
pada pribadi masing-masing dalam mengembangkan keahliannya di profesi apapun.
Software
Engineer:
Tugas:
- Melakukan tugas-tugas programmer, system analyst dan sebagian tugas SQA engineer
- Merekomendasikan dan menerapkan metodologi terbaik dalam sebuah proyek software development
Keahlian yang
Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer, system analyst dan SQA engineer (dalam porsi yang lebih sedikit)
- Menguasai SDLC berdasarkan SWEBOK (requirement, design, implementation/construction, testing, maintenance)
- Menguasai metodologi software development seperti RUP, Agile, XP, Scrum dll
- Latar Belakang:
- Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
- 5.
Database Administrator (DBA)
Profesi Database
Administrator (DBA) terkait erat dengan programmer dan system analyst. Seorang
DBA biasanya pernah menjadi seorang programmer tetapi pekerjaannya lebih sering
berkaitan dengan database. Perbedaannya dengan database application programmer
adalah seorang DBA memiliki keahlian lebih mendalam dalam hal desain, optimasi
dan manajemen RDBMS (Relational Database Managemant System) tertentu seperti
Oracle, SQL Server, MySQL dll. Tentunya penguasaan terhadap SQL (Structured
Query Language) mutlak diperlukan. DBA harus memiliki keahlian menterjemahkan
requirement proses bisnis ke obyek-obyek dalam database seperti tabel,
query\view dan stored procedure disamping keahliannya dalam optimasi database
seperti tuning, indexing, clustering, backup data, maintain high availability
dan sebagainya.
Salah satu tugas
sehari-hari seorang DBA adalah memaintain database baik produksi, backup maupun
development dalam perusahaan yang membutuhkan aplikasi database berskala besar
untuk operasionalnya sehari-hari. Karena itu selain hal-hal yang berhubungan
dengan software, seorang DBA juga perlu memahami beberapa hal tentang hardware
seperti teknologi server, storage devices dll agar dapat merekomendasikan
database yang optimal. Pengetahuan tentang server clustering, storage array
network (SAN), RAID, backup devices dan optimalisasinya merupakan keahlian unik
seorang DBA.
Dengan semakin
berkembangnya berbagai teknologi ORM (object relational mapping), maka di
kemudian hari pekerjaan programmer dan DBA akan semakin dapat dipisahkan. Bila
di masa lalu banyak programmer yang merangkap sebagai DBA, di masa depan bisa
jadi programmer semakin jarang menggunakan SQL karena semuanya sudah ditangani
oleh komponen ORM. Di sinilah perbedaan bidang keahlian seorang DBA menjadi lebih
terlihat dibandingkan dengan seorang programmer.
Dahulu untuk mencari
orang yang memiliki keahlian dalam bidang jaringan, server dan database,
Hasilnya orang seperti itu tidak pernah ditemukan, karena itu sama saja
menggabungkan kemampuan System Administrator dengan Database Administrator.
Seorang System Administrator berlatar belakang computer system & networking
Seorang DBA sebenarnya berlatar belakang software development. Dua hal tersebut
bagaikan jalan bercabang yang harus dipilih oleh seorang profesional IT di awal
karirnya.
Database
Administrator:
Tugas:
- Merancang dan membangun database dalam sebuah system
- Merekomendasikan solusi terbaik dalam implementasi database baik dalam hal software maupun hardware
- Memaintain database agar dapat berjalan dengan baik dan optimal
Keahlian yang
Diperlukan:
- Menguasai ERD, SQL dan desain database secara mendalam
- Menguasai berbagai teknik optimalisasi/tuning, backup dan maintain database
- Menguasai secara mendalam salah satu atau lebih RDBMS beserta tools yang ada.
- Memahami tentang salah satu platform/bahasa pemprograman untuk mengakses database
- Menguasai teknologi server, storage, operating system yang berkaitan dengan implementasi database
Latar Belakang:
Manajemen Informatika,
Teknik Informatika, Ilmu Komputer
- 6.
Software Architect
Software architect atau
kadang disebut juga sebagai Technical Architect biasanya bekerja di perusahaan
software development yang memiliki produk-produk software yang cukup besar dan
kompleks. software architect bertugas untuk mendesain dan merekomendasikan
secara technical mengenai bagaimana dan apa yang diperlukan dalam mengembangkan
produk software tersebut. Profesional di bidang ini biasanya pernah meniti
karir sebagai programmer, software engineer atau system analyst.
Bila system analyst
harus memiliki pengetahuan yang berimbang antara proses bisnis (problem domain)
dan software technology (solution domain), seorang architect dituntut untuk
menguasai software technology secara lebih mendalam. Kemampuannya dalam hal
technical sangat diperlukan dalam proyek-proyek software development berskala
besar dan kompleks, dimana keputusan dalam pemilihan teknologi yang paling
tepat dan penguasaanya sangat menentukan kesuksesan proyek. Keahlian utama
seorang software architect adalah dalam bidang software design dan software
development technology.
Software
Architect:
Tugas:
- Merekomendasikan teknologi yang paling cocok untuk mengembangkan produk software
- Membuat standar-standar software development yang akan digunakan oleh tim programmer / developer
- Membuat rancangan/desain software dan proses pengembangannya secara keseluruhan
Keahlian yang
Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer, system analyst dan software engineer
- Menguasai secara mendalam tentang software development technology
- Menguasai penulisan dokumen dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
Latar Belakang:
Teknik Informatika,
Ilmu Komputer, Manajemen Informatika
- 7.
Software Implementer
Software implementer kadang desebut sebagai “Implementer” atau “Software Support”. Profesi ini kedengarannya mirip dengan “System Support” di dunia Computer System & Networking (lihat di “Profesi di dunia IT Bagian 1″). Memang secara pekerjaan ada kemiripan, tetapi sesuai penamaannya, dalam hal sesuatu yang disupport tentu sudah terlihat perbedaannya. Profesi software implementer tidak tergolong dalam bidang software development melainkan lebih dekat ke bidang software consulting
Seorang software implementer/support bertugas men-support produk software yang akan diimplementasikan di sisi client/customer baik instalasi setting konfigurasi, modifikasi dan pelatihan untuk user-usernya. Umumnya software support tidak berurusan dengan masalah hardware/jaringan melainkan lebih ke produk software yang di support. seorang software implementer/support dibutuhkan dalam implementasi software yang cukup besar dan kompleks seperti software perbankan, asuransi, airline dll.
Software
Implementer / Support
Tugas:
- Melakukan instalasi/implementasi serta setting produk software di sisi client/customer
- Memelihara dan memastikan software yang sudah diimplementasikan berjalan dengan baik
- Melakuakan troubleshooting terhadap produk software
- Memberikan pelatihan (training) kepada para pengguna software
Keahlian yang
Diperlukan:
- Menguasai secara mendalam produk software yang akan diimplementasikan
- Menguasai teknologi platform / sistem poperasi/ middleware (bila ada) yang dibutuhkan oleh produk software yang disupport
- Memahami insalasi, setting & troubleshooting produk software yang diimplementasikan
- Latar Belakang:
- Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan Studi Komputer)
- 8.
Technical Consultant
Technical Consultan atau kadang disebut sebagai “Consultant” saja sesuai namanya bekerja sebagai konsultan IT. Tugas utama seorang konsultan adalah merekomendasika solusi teknologi IT terbaik untuk memecahkan masalah yang ada. Bila seorang software architect lebih menguasai solution domain, seorang technical consultant lebih menguasai problem domain. Seorang technical consultant mirip seorang system analyst yang lebih sering membuat konsep proses bisnis dan requirment daripada melakukan design atau coding. Technical consultant tentunya juga menguasai teknologi software development tetapi pada level yang lebih umum dan luas (high level) dan lebih condong termasuk dalam bidang software consulting.Berbeda dengan software architect yang lebih banyak bekerja secara internal dalam perusahaan, technical consultant lebih banyak bekerja untuk memberikan konsultasi kepada client/customer dan lebih banyak berhadapan dengan banyak orang. Untuk itu dibutuhkan interpersonal dan writing skill yang memadai.
Apabila anda sering mendengar istilah ERP (Enterprise Resource Planning) consultant, profesi tersebut termasuk dalam technical consultant. seorang ERP consultant tentunya harus menguasai proses bisnis enterprise dan bagaimana mengimplementasikannya dalam produk software yang dikuasai / direkomndasikannya. Pada tulisan mengenai “Profesi di dunia IT Bagian 1″, IT specialist mirip dengan technical consultant dalam hal rekomendasi dan implementasi IT. Perbedaannya adalah, technical consultant lebih menguasai proses bisnis dan software sedangkan IT specialist lebih meguasai hardware dan jaringan serta software secara garis besar.
Bila bekerja pada perusahaan yang menjual produk software, technical consultant biasanya lebih banyak bekerja pada tahap pre-sales. Pada tahap implementasi, technical consultant bekerja sama dengan software implementer. Setelah software terimplementasi (after sales), software implementer / support akan lebih banyak berperan dalam operasionalnya. Technical consultant akan diperlukan lagi bila ada perubahan proses bisnis, modifikasi atau penambahan modul yang cukup kompleks dalam software tersebut
Technical
Consultant:
Tugas:
- Memberikan konsultansi/rekomendasi mengenai solusi IT terbaik untuk memecahkan masalah
- Membuat dokumen seperti proposal, requirement dan desain software secara umum
- Melakukan pelatihan (training) kepada para pengguna software
Keahlian yang
Diperlukan:
- Berpengalaman dan menguasai berbagai macam proses bisnis enterprise atau jenis bisnis terentu
- Menguasai teknologi IT secara luas
- Menguasai secara mendalam tentang solusi software yang direkomendasikan
- Menguasai penulisan dokumen dan komunikasi verbal dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
Latar Belakang:
Manajemen Informatika,
Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan
Studi Komputer)
- 9.
User Interface Designer
Mungkin anda agak
jarang mendengar nama profesi seperti ini karena memang istilah ini jarang
digunakan. Ada iklan lowongan pekerjaan yang menggunakan istilah “User
Interface Designer”, tetapi lebih sering digunakan istilah “Web Designer” untuk
posisi tersebut.
Profesi yang terakhir
ini memang agak sedikit berbeda dengan profesi-profesi sebelumnya karena
orang-orang sukses di bidang ini umumnya memiliki bakat seni sekaligus
kemampuan technical. Seorang user interface designer harus dapat membuat desain
web yang manis, serasi, user friendly tetapi tetap efisien karena Internet
memiliki bandwidth yang terbatas. Karena profesional di bidang ini lebih sering
dipekerjakan dalam web development, maka profesi ini lebih sering disebut
sebagai web designer.
Selain menguasai
programming terutama web programming, seorang web designer juga harus menguasai
tools dalam image design dan animasi seperti produk-produk Adobe/Macromedia,
Corel dll. Dalam web development, user interface designer bekerja bahu-membahu
dengan web programmer/developer untuk menghasilkan aplikasi web yang baik dalam
hal tampilan dan fungsionalitas. Tampilan yang baik, menarik dan user friendly
akan membuat aplikasi web tersebut dinilai lebih bermutu.
Kadang kala user
interface designer juga disertakan dalam proyek-proyek non web, misalnya untuk
membuat design icon, splash screen, logo dll. Contohnya, dewasa ini di platform
Microsoft.Net dikenal adanya teknologi WPF (Windows Presentation Foundation).
Dengan menggunakan teknologi ini, desain tampilan aplikasi desktop dapat
dipisahkan dengan coding-nya. Seorang user interface designer dapat bekerja
pada desain tampilan menggunakan XAML, sedangkan programmer/developer
mengerjakan coding-nya di code-behind menggunakan C# atau VB.Net. Karena itulah
profesi ini menurut saya lebih tepat dinamakan user interface designer.
User
Interface Designer:
Tugas:
- Mendesain user interface agar menarik dan serasi secara visual dan user friendly
- Mendesain image/gambar/animasi yang akan digunakan di tampilan user interface (UI) software aplikasi
Keahlian yang
Diperlukan:
- Memiliki bakat/minat di seni rupa / desain visual
- Memahami dasar-dasar pemprograman baik web maupun secara umum
- Menguasai scripting untuk user interface seperti seperti HTML, DHTML, CSS, JavaScript, action script, XAML dll.
- Menguasai tools manipulasi image dan animasi
- 10.
Administrator
Aktivitas utama dari seorang administrator antara lain pengoperasian, pengontrolan, dan pengoptimalan system. Administrator memelihara dan mengotrol system dan infrastruktur yang ada pada pihak pemakai.
SERTIFIKASI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI (IT)
Perkembangan Teknologi
saat ini sangat pesat. Hampir semua dari bidang memakai teknologi yang berbasis
komputer. Untuk itu, kita sebagai orang-orang yang bekerja diruang lingkup IT
haruslah meningkatkan professionalisme kita agar profesi kita tidak diambil dan
dikuasai oleh orang-orang yang bukan dari dasarnya orang IT. Teknologi
Informasi ( IT ) merupakan teknologi yang selalu berkembang baik secara
revolusioner (seperti misalnya perkembangan dunia perangkat keras) maupun
yanglebih bersifat evolusioner ( seperti yang terjadi pada perkembangan
perangkat lunak ). Jika mau membuat diri kita berbeda, membutuhkan respek dalam
pekerjaan, dan jika mau mendapatkan pendapatan lebih, kita harus berbuat lebih
dari pada sekedar mengejar sertifikasi saja. Kita perlu meningkat pengalaman,
dedikasi dan kerja keras serta mengikuti perkembangan. Seperti umumnya dimana
pun, yang lebih penting dari sertifikasi itu sendiri adalah kemampuan yang
sebenarnya dan pengetahuanyang mendasar diberbagai informasi mengenai bidang
tersebut. Banyak alasan untuk mendapatkan sertifikasi IT (Information
Technology).
Hal utama adalah
sertifikasi di bidang Teknologi Informasi dan Telekomunikasi memberikan
kredibilitas bagi pemegangnya. Sertifikasi IT menunjukkan para Professional
TeknologiInformasi memiliki pengetahuan dan kompetensi yang dapat dibuktikan.
Sertifikasi IT juga memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan, khususnya
dalam pasar globalkarena kemampuan dan pengetahuan Profesional Teknologi
Informasi danTelekomunikasi telah diuji dan didokumentasikan. Ada banyak
keuntungan yang dapat menjadi tambahan alasan untuk mempertimbangkan mengambil
sertifikasi IT.
Jenis
Sertifikasi IT
Pada dasarnya
sertifikasi IT ini dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu Vendor Based dan Vendor
Neutral.
Vendor
Based
Sertifikasi vendor
based adalah sertifikasi IT yg dikeluarkan oleh vendor tertentu dan materi
ujiannya jelas mengacu pada produk atau teknologi yg memang dirilis oleh vendor
tersebut. Contoh vendor yang merilis sertifikasi ini diantaranya Microsoft,
Cisco, Oracle, Symantec, HP, Huawei, dst. Contoh title sertifikasinya misalnya
MCTS, MCITP, OCP, CCNA, dst.
Vendor
Neutral
Sesuai namanya,
sertifikasi ini dirilis oleh suatu badan atau organisasi yg tidak terikat ke
vendor manapun, dengan kata lain cakupannya global. Materi ujian untuk
sertifikasi ini jelas sangat luas dan tentunya kita juga harus mengetahui
produk dan teknologi dari multiple vendor. Dan karena cakupannya global maka
sertifikasi Vendor Neutral umumnya memiliki rating yang lebih tinggi
dibandingkan sertifikasi Vendor Based. Contoh organisasi yg merilis sertifikasi
ini misalnya CompTIA serta EC-Council, dan contoh title sertifikasinya misalnya
A+, Network+, CEP, CEH, dst.
Penyelenggara dan
Pengatur Ujian
Seperti telah
disinggung diatas, cara untuk mendapatkan sertifikasi ini sangat mudah, yaitu
dengan mengikuti ujian di tempat2 khusus ujian. Ada banyak perusahaan yg
bertindak sebagai penyelenggara ujian ini, namun dari sekian banyaknya hanya
ada 3 perusahaan resmi yang umum terlibat sebagai penyelenggara ujian ini,
yaitu Prometric, Pearson Vue (sering disingkat Vue saja), dan Certiport.
Perusahaan-perusahaan tersebut kemudian menunjuk perwakilan / partner di tiap2 negara untuk
mempermudah proses pelaksanaan ujian ini. Dengan demikian, kita mengikuti ujian
di perusahaan yg menjadi perwakilan / partner tersebut atau yg umum disebut dgn
Authorized Test Center (ATC).
Materi UJian
Ini adalah hal yg
sering ditanyakan oleh orang2 yg berminat untuk mengikuti ujian sertifikasi,
yaitu materi ujian apa yg sebaiknya diambil ? jawabannya jelas kembali ke diri
kita masing2. Apa bidang yg kita kuasai maka itulah materi ujian yg sebaiknya
kita ambil. Jangan pernah mengambil ujian sertifikasi karena trend atau sedang
populer. Misalnya saat CCNA sedang populer maka kita ikut2an ambil ujian
tersebut, padahal bidang yg kita kuasai adalah programming. Alhasil banyak
orang yg gagal karena ikut2an trend tersebut. Ingat, sertifikasi yg kita ambil
merupakan sebuah bukti pengakuan dari keahlian yg kita miliki.
Oleh karenanya,
pikirkan baik-baik apa keahlian yg memang kita miliki / kita kuasai. Jika
merasa belum memiliki keahlian apapun, kembalikan ke minat kita sendiri atau ke
bidang pekerjaan yg sedang digeluti. Misalnya kita berminat untuk mempelajari
Linux dan bercita2 ingin menjadi seorang Linux Administrator, maka cari tau
terlebih dahulu vendor mana saja yg menyediakan sertifikasi Linux tersebut, apa
saja garis besar materi ujiannya, berapa biaya ujiannya, dimana bisa mengikuti
ujian tersebut, dan info2 lainnya yg dirasa perlu. Dengan adanya Internet,
tentunya sangat mudah sekali mencari informasi2 tersebut.
Setiap materi ujian IT
juga selalu memiliki kode yang unik yg lazim disebut dengan kode ujian atau
Exam Code. Jadi jika telah menemukan materi ujian yang ingin diambil,
perhatikan baik-baik kode ujiannya. Kode ujian ini bisa didapatkan di situs
vendor atau di situs organisasi yg membuat ujian tersebut. Gambar berikut ini
memperlihatkan contoh kode2 ujian yg bisa kita dapatkan di situs2 Internet.
Sekarang Saya akan
sebutkan beberapa jenis sertifikasi :
Sertifikasi
MicrosoftJenis – Jenis Sertifikasi Microsoft :
MCP (Microsoft
Certified Professional), Sertifikasi dasar yang diperoleh dengan mengambil 1
ujian mengenai Operating System atau Software Aplikasi.
MCDST(Microsoft
Certified Desktop Support Technician), Keahlian dasar untuk mendukung end-user
dalam troubleshooting software dan hardware. Sertifikasi inicocok untuk Help
Desk Technician, Customer Support Representative, PCSupport Specialist, atau
Technical Support Representative.
MCSA (Microsoft
Certified System Administrator), Seorang MCSA mempunyaikeahlian untuk
mengelola, mengimplementasi, dan troubleshooting pada platformWindows 2000
termasuk Windows .NET Server.
MCSA cocok untuk Network Administrator, Network
Engineer, System Administrator, IT Engineer, Network Technician, and Technical
Support Specialist
MCSE (Microsoft
Certified System Engineer), Sertifikasi MCSE cocok untuk System Engineer,
Technical Support Engineer, Network Analyst, TechnicalConsultant, dll.
MCAD (Microsoft
Certified Application Developer). MCAD ditujukan bagiAnalysts/ Programmer atau
Software Application Specialist. Seorang MCADmempunyai keahlian membangun, dan
dapat mengatur aplikasi, komponen, web maupun desktop client pada satu
departemen dan mengelola back-end data. Dapatdiperoleh sebelum MCSD.
MCSD (Microsoft
Certified Solution Developer). MCSD ditujukan bagi para professional yang
hendak dan sedang bekerja mendesain dan membangun solusi bisnis tingkat
enterprise dengan menggunakan Development Tools Microsoft, platform dalam
framework Microsoft .NET. Sertifikasi MCSD cocok untuk Software Engineer,
Software Applications Engineer, Software Developer,Technical Consultant.
MCDBA (Microsoft
Certified Database Administrator), Sertifikasi MCDBAditujukan untuk
professional IT yang hendak dan sedang bekerja dalamimplementasi dan
administrasi SQL Server. MCDBA cocok untuk DatabaseAdministrator, Database
Analyst, dan Database Developer.
Microsoft Certified
Trainers ( MCT ).
Microsoft Office
Specialists ( Office Specialist ) adalah sertifikasi premium untuk aplikasi
desktop Microsoft. Sertifikasi ini merupakan sertifikasi dengan standar global
untuk validasi keahlian dalam menggunakan Microsoft Office dalam meningkatkan
produktivitas kerja. Fokus dari sertifikasi Office Specialist
adalahmengevaluasi pemahaman menyeluruh terhadap program-program Microsoft
Office dan Microsoft Project, kemampuan untuk menggunakan
feature-featureadvanced, dan kemampuan untuk mengintegrasikan program-program
Officedengan software lain.
Sertifikasi
Oracle
Untuk memenuhi
kebutuhan industri akan berbagai spesialisasi keahlian dalammenggunakan
teknologi Oracle, Oracle saat ini menawarkan tiga jenis sertifikasiOracle.
Setiap jalur sertifikasi dirancang untuk menguji penguasaan pengetahuan
danketerampilan dalam menggunakan teknologi Oracle untuk suatu bidang kerja
tertentuseperti developer, administrator, atau Web server administrator.Oracle
Certified DBA adalah sertifikasi yang menguji penguasaan teknologi dansolusi
Oracle dalam menjalankan peran sebagai administrator database. Pada jalur
sertifikasi ini terdapat tiga jenjang sertifikasi sebagai berikut:
Oracle Certified DBA
Associate, dengan sertifikasi pada jenjang ini sesorang dianggap memiliki
pengetahuan dasar yang memungkinkan mereka bekerjasebagai anggota yunior dalam
sebuah tim yang terdiri dari administrator databaseatau pengembang aplikasi.
Oracle Certified DBA
Professional, sertifikasi ini ditujukan bagi pemegangsertifikasi jenjang
Associate yang ingin meningkatkan penguasaan teknologiOracle dalam administrasi
database. Pada jenjang ini kandidat yang berminat jugadapat mengambil ujian
tambahan untu untuk spesialisasi manajemen databaseOracle pada lingkungan
sistem operasi Linux.
Oracle Certified DBA
Master, merupakan jenjang tertinggi dalam jalur sertifikasiDBA. Seorang OCM
adalah seorang DBA profesional yang sudah teruji dalammenangani aplikasi dan
sistem database yang memiliki karakter mission critical.Berbeda dengan ujian
pada jenjang OCA dan OCM yang berupa ujian teori, ujianOCM mengambil bentuk
praktikum di sebuah lab khusus di mana kandidatdiminta untuk memberikan solusi
terhadap berbagai skenario permasalahan yangmeliputi konfigurasi database,
konfigurasi jaringan database, konfigurasi danpenggunaan Oracle Enterprise Manager,
dan hal-hal kritis seperti manajemen kinerja dan database recovery.
Sertifikasi
Cisco
Sertifikasi yang paling
populer di bidang jaringan adalah sertifikasi Cisco.Memang bukan rahasia bahwa
Cisco merupakan pemegang pangsa pasar terbesar di bidang jaringan sampai saat
ini. Selain sertifikasi Cisco, sertifikasi di bidang jaringanyang juga cukup
populer adalah sertifikasi yang diberikan oleh CompTIA, Novell,dan Solaris.
Cisco memiliki tiga jenjang sertifikasi, yaitu Associate, Professional, dan
Expert.
Sertifikasi
Cisco secara umum meliputi :
Cisco Certified Network
Associate (CCNA), merupakan fondasi awal untuk menapaki jenjang sertifikasi
yang lain. Pemegang sertifikasi ini diharapkan sudah profesional dalam hal
menginstall, mengkonfigurasi, dan mengoperasikan jaringan LAN atau WAN untuk
jaringan kecil (100 client/PC atau kurang).Sementara bagi yang mengambil
spesialisasi di bidang network design.Kesempatan kerja bagi pemegang
sertifikasi ini umumnya adalah network administrator.
Cisco Certified Network
Professional (CCNP), Pada jenjang ini pemegangsertifikasi dianggap telah ahli
dalam hal menginstall, mengkonfigurasi, sertamemecahkan permasalahan LAN atau
WAN dengan skala yang lebih luas (100 -500 client/PC). Untuk mencapai jenjang
ini peserta harus mengikuti empat jenisujian, seperti membangun internetwork,
multilayer switch network, remote accessnetwork, dan troubleshooting.
Cisco Certified
Internetworking Expert.(CCIE), merupakan jenjang tertinggidalam jalur
sertifikasi Cisco yang artinya pemangang sertifikasi ini telah mampumengelola
dan menangani berbagai permasalahan dalam jaringan sampai skalaenterprise.
Jenjang ini tidak mudah untuk diraih karena setidaknya kandidat harussudah
mengantongi sertifikasi CCNA dan CCNP terlebih dahulu. Tidak heran jika
pemegang sertifikasi ini masih cukup langka, dan menjadi rebutan di bursa
pencari tenaga TI. Seseorang yang berhasil memperoleh sertifikasi CCIE benar-
benar merupakan kandidat yang terpilih karena dari data Cisco kurang dari 3%
peraih CCNP yang berhasil ke jenjang CCIE.Selain tiga jenjang umum tersebut,
Cisco juga memiliki jalur spesialisasi, sepertinetwork design, security, dan
business networking. Beberapa jenis sertifikasi untuk jalur spesialisasi ini di
antaranya :
- Cisco Certified Designing Associate (CCDA).
- Cisco Certified Designing Professional (CCDP).
- Cisco Security Specialist 1 (CSS1).
Sertifikasi
di Bidang Computer Graphics dan Multimedia
Peluang karier di
bidang Computer Graphics dan Multimedia sangat luas, mulaidari designer, art
director, web designer, editor, multimedia artist, visualizer, visualeffect
artist, dan banyak lagi. Beberapa vendor yang mengeluarkan sertifikasi di
bidang ini adalah Adobe, Macromedia, Autodesk, dan Maya.
Sertifikasi yang
dimiliki Adobe yaitu ACE (Adobe Certified Expert), ACE ditujukan untuk para
GraphicsDesigner, Web Designer, Developer, dan profesional bisnis yang ingin
menunjukkan kemampuan mereka dalam memahami produk Adobe. Seseorang yang
memperoleh sertifikasi ACE artinya mampu mendemonstrasikankeahliannya
menggunakan satu atau lebih produk dari Adobe. Sertifikasi Adobeyang banyak
digunakan industri adalah di bidang desktop publishing yangmeliputi aplikasi
Photoshop, Illustrator, dan InDesign; serta di bidang digitalvideo meliputi
aplikasi Premiere dan After Effect.Macromedia memiliki sertifikasi yang
menunjukkan kemampuan seseorang telahmenguasai satu atau lebih produk dari
Macromedia.
Beberapa sertifikasi
yangdimiliki Macromedia :
- Certified Macromedia Flash MX Developer.
- Certified Macromedia Flash MX Designer.
- Certified ColdFusion MX Developer.
- Certified Dreamweaver MX Developer.
Lalu jika ingin diakui
sebagai ahli di bidang grafis dan animasi 3D, Anda dapat mengantongi
sertifikasi dari Alias dengan menguasai aplikasi Maya. Maya mengintegrasikan
teknologi render tingkat lanjut, visual effect, animasi, dan modelingyang
banyak digunakan video artist, game developer, maupun Web Designer dalam
pembuatan film, game, maupun content Web yang banyak menggunakan animasi 3D.
Sertifikasi
Di Bidang Internet
Jika ingin dianggap
jago di bidang Internet, bisa mengambil sertifikasi yang dikeluarkan oleh
Certified Internet Web Master (CIW). Jalur sertifikasi CIW ini sangat beragam
mulai sertifikasi untuk pemula sampai master. Sertifikasi paling dasar yang
sekaligus disyaratkan untuk mengambil sertifikasi untuk tingkat lebih lanjut
adalah CIW Associates.
CIW Associates adalah
sertifikasi yang menguji penguasaan dasar teknologi Internet, seperti Web
browser, FTP dan e-mail, Web page authoring menggunakan XHTML, dasar-dasar
infrastuktur jaringan,dan manajemen proyek. Sertifikasi ini ditujukan bagi
mereka yang bekerja sebagai business development, advertising, dan sales.
Jenjang berikutnya adalah CIW Profesional dan CIW Master. Untuk menjadimendapat
gelar master terdapat empat pilihan jalur spesialisasi, yaitu Master CIW
Designer, Master CIW Administrator, Master CIW Web Site Manager, dan Master CIW
Enterprise Develper. Masing-masing jalur memiliki pilihan spesialisasi yang
harus ditempuh. Sebelum mencapai tingkat master, Anda dapat meraih gelar
CIWProfesional jika bisa melewati ujian CIW Associate dan salah satu
spesialisasi yang dari empat jalur yang tersedia tersebut.Selain jalur
tersebut, CIW juga memiliki beberapa pilihan sertifikasi khusus,seperti CIW
Security Analist dan CIW Web Developer.
Sertifikasi
SUNSun
Sertifikasi SUNSun
menawarkan tiga jenjang sertifikasi bagi programmer Java. Dari tingkat dasar ke
advanced jenjang tersebut adalah:
- Sun Certified Programmer,
- Sun Certified Developer,
- Sun Certified Architect.
Setiap jenjang
sertifikasi membutuhkan jenjang sebelumnya. Contoh, untuk mengambil sertifikasi
Developer Anda harus memiliki sertifikasi Programmer. SunCertified Programmer
adalah sertifikasi paling dasar dari Sun untuk programmer Java. Untuk dapat
menjadi seorang Certified Java Programmer, harus lulus ujian Sun
Komentar
Posting Komentar
Sekian Tutorial dari saya semoga dapat membantu. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam Tutorial saya. Terima kasih atas kunjungannya. Jika anda berkenan berilah komentar pada Tutorial ini. Terima Kasih Sebelumnya.
Hormat saya Destia Salma